Video Sejarah Proklamasi


Kumpulan Puisi





Bintang Tentang Aku

Bisikan hati menyelip diantara desir angin malam
Ku tahu, mereka takkan sampai...
Tapi hening malam hendak bercerita tentang rindu yang menyerang batinku
Bak meteor yang jatuh...
Tapi terkikis habis sebelum menyentuk permukaan bumi
Seperti itu pula rinduku berusaha menggapaimu
Tapi lebih dulu hancur dimakan kerendahan hati
Sebelum aku genggam hangat jemarimu

                                    Bungkam...
                                    Tapi ku tahu bintang bicara
                                    Masuk tak sedikitpun rembulan menghiraukannya
                                    Bintang tersenyum di tengah kegelapan dan kegetiran
                                    Bintang memangku bulan dalam mimpi
                                    Dan menjadi cahaya kecil tak berarti
                                    Disisi cahaya-cahaya menyilaukan disamping bulan

Tapi bulan tetap mimpi bintang
Hingga di penghujung penantian sebelum dia jatuh mati
Dan pagi menelan cahayanya...
Bintang berpesan pada bulan agar menjaga setetes cahaya bintang
Didalam benderang bulan

CERMINKU

Mereka adalah cermin sempurna tentangku
Memang mungkin begitulah aku...
Diam bahkan bisu...
Tapi menyimpan berjuta kebusukan
Merekapun tak percaya lagi,
Hanya melecehku didepan dan dibelakang
Tapi ku tahu itu nasehat
Menatap “cermin” aku menarik senyum
Busuk memang! Tapi, aku menangisinya...
Kepulan asap dari mesin mulut mereka yang tak henti mengoceh
Tentang aku naik ke udara...
Bush...! Bush...!
Hahahaha.. disusul pecahnya tawa mereka
Membuat makin merah wajah mereka,
Bahkan hampir meledak!
Hey... what is it?
Muncul setelah berkumpul
Di mataku kemudian meleleh menuruni pipiku
Menangis?
Aku takkan menangis!
Bahkan sekarang aku sedang bernyanyi...
Na..na..na..na..na..na..
Aku tak mendengar kalian
Na..na..na..na..na..na..
Tanpa tumpuan aku terus bertahan
Di ujung ranting kecil lapuk
Sembari sembunyikan tangis meratapi hatiku yang mereka injak-injak
Tapi aku terus menari menghibur diri
Tetap saja cerminku buram
Hingga aku tak dapat melihat diriku sendiri


Petuah Ibu

Kesejukan pagi tak membawa sejuk
Damai nyyanyian burung tak mengiringi kedamaian
Hanya menggigil kehabisan darah
Ketika tombak mentari menancap didadaku
Aku sekarat sebelum izrail menjamah ubun-ubunku

                                    Ha.. ha.. ha.. !
                                    Aku menertawakan diri sendiri
                                    Lihatlah! Sungguh kasihan diriku..
                                    Tertawan dunia kelam tanpa atap dan lantai
                                    Padahal aku memasukinya dengan mudah
                                    Tapi kini aku tak menemukan pintu keluar sebuah jendela pun tiada
                                    Derai tangisku membanjiri dunia itu
Hingga akupun hampir tenggelam karenanya
                                    Timbul tenggelam aku mencoba menggapai sesuatu

Aku tau aku sendiri
Terus saja aku menangis
Eits... aku melupakan sesuatu
Sebuah bungkusan yang didalamnya berisi petuah ibu
Ketika kehabisan nafas dan perut penuh dengan air mata sendiri
Aku ingat kata ibu “kemanapun kita melangkah adalah untuk memperbaiki ibadah kita”
Aku makin menangis bahkan menjerit...!
Aku benar-benar tenggelam
Aku benar0benar akan lenyap
Ya... Rabb... yang menguasai semesta alam beserta isinya
Pantaskah diriku kembali menghambanya?


“IYA”

Dalam duka tawaku lenyap
Mengindap
Dalam larutan air mata
Melebur dalam titik pandang
Yang hangus
Terkukus
Oleh tancapan sakit yang menusuk
Yaa..
Pasrahku tak dapat mengiba..
Anda telah bahagia
Dengannya disana
Dengan tancapan angkuh
Sang janur
Menghias di atas
Pandang segala mata
Disisi ini aku  terpojok
Entah karna masih adanya rasa
Atau mungkin ku hanya malu saja
Campuran rasa teraduk didalamnya
Entah duka atau
Justru bahagia yang siksa
Cintamu terkutuk dalam dara
Bukan dicipta untuk nyata
Tapi hiasan ku dalam dosa
Itulah mungkin anda disana..


Nilai dan Norma



Nilai dan Norma

A.     Pengertian dam Macam-macam Nilai
1.      Pengertian Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan, dan dianggap penting untuk dicapai oleh setiap manusia sebagai anggota masyarakat.
2.      Jenis-jenis Nilai
Menurut Prof. Dr. Notonegoro, nilai dapat dibagi atas tiga jenis, yaitu:
a.      Nilai Material, yaitu segaa benda yang berguna bagi manusia.
b.      Nilai Vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat hidup dan mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c.       Nilai Spiritual, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
a.      Nilai Kebenaran (kenyatan), yang bersumber dari unsur akal manusia (rasio/akal, budi, cipta).
b.      Nilai Keindahan , yang bersumber dari unsur rasa manusia (perasaan, estesis).
c.       Nilai moral (kebaikan), yang bersumber dari unsur kehendak atau kemauan (karsa, etika).
d.      Nilai Religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tertinggi dan mutlak.

B.    Pengertian dan Macam-macam Norma
1.      Pengertian Norma
Norma adalah peraturan hidup yang mempengaruhi tingkah laku manusia di dalam masyarakat.
2.      Macam-macam Norma
Dalam kehidupan bermasyarakat norma sebagai pelindung kepentingan bersama dapat di bedakan menjadi berbagai norma, yaitu:
a.      Norma Agama
·         Norma agama adalah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah dan larangan serta anjuran-anjuran yang berasal dari tuhan.
·         Contoh norma agama: dan janganlah kamu mendekati zina; sesunggunya zina itu adalah suatu perbuatan keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Surat Al-Isra’ ayat 32).
·         Sanksi norma agama tidak langsung, karena sanksinya akan diperoleh setelah meninggal dunia berupa pahaala dan dosa.
b.      Norma Kesusilaan
·         Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai suara hati sanubari manusia.
·         Contoh norma susila : Hendaknya engkau berbuat baik kepada sesama manusia.
·         Sanksi norma susila tidak tegas, yaitu hanya dapat diberikan oleh masyarakat dalam bentuk celaan, cemoohan, atau pengucilan dalam pergaulan.

c.       Norma Kesopanan
·         Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia.
·         Contoh norma kesopanan: orang muda harus menghormati orang yang lebih tua.
·         Sanksi norma kesopanan tidak tegas, karena hanya diri sendiri yang merasakan berupa merasa bersalah, menyesal, malu, dan sebagainya.

d.      Norma Hukum
·         Norma hukum yaitu peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa negara yang mempunyai sanksi yang tegas dan nyata.
·         Contoh norma hukum: barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setinggi-tingginya 15 tahun (norma hukum pidana).
·         Sanksi norma hukum tegasdan nyata berupa memaksa atau ancaman hukuman.

C.     Hubungan Nilai dengan Norma
Dalam kehidupan manusia nilai dan norma tidak dapat dipisahkan. Karena jika nilai merupakan pola kelakuan yang diinginkan, maka norma berkedudukan sebagai cara-cara kelakuan sosial yang disetujui untuk mencapai nilai tersebut.
Manusia yang mempunyai akal, nalar, pikiran dan perasaan berkewajiban  menjalin hubungan vertikal dengan tuhan dan hubungan horizontal dengan sesamanya.

D.    Nilai sebagai Sumber Norma
Supaya manusia dapat hidup dalam ketentraman dan adanya rasa aman, maka dalam kehidupan tersebut harus ada nilai dan norma yang mungatur dui dalamnya. Nilai sebagai suatu yang diinginkan, di cita-citakan  dan nilai juga harus menjadi patokan manusia dalam kehidupannya. Sedangkan norma aturan atau kaidah yang dibenarkan untuk mewujudkan cita-cita.  Maka nilai menjadi sumber norma yang ada dalam masyrakat.

kasenian Reog





SENI REOG

Seni reog kaasup kasenian keur upacara, kauger ku aturan atawa tetekon anu maneuh, meh-mehan teu aya kamekaranana. Boh dina tabeuh, rigig, boh baju nu dipakena.dina seni reog, para seniman leuwih motekar, bisa ngalakukeun improvisasi, boh tatabeuhan, rigig, kakawihan, paguneman, boh baju nu dipakerna.
Upama ieu hipotesa bener, seni reog geus aya ti jaman para wali. Ari misina lain ti ngahibur panonton, oge diselapan ku misi-misi ukhuwah jeung syi’ar islam. Ieu seni pintonan kacida dinamisna, bisa komunikatif langsung, tur sipatna persuasip, dina harti bisa mangaruhan sikep jeung pandangan hirup masarakat.
Sajalan jeung sumebarna Agama Islam ditatar Sunda, tumuwuhna pasantren-pasantren. Teu saeutik santri-santri seniman nu ngagarap seni tabeuh nu sarumpun jeung ogel/reog, tapi leuwih ka arab-araban, kayaning rebana, terebang. Maksudna pikeun mirig lagu-lagu pupujian ka Allah SWT, jeung ka kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ka beh dieunekeun aya gembyung, kasidahan, malah dikolaborasikeun jeung alat musik lianna, saperti hitar, kibor jeung sajabana. Terebang, rebana, gembyung jeung nu sejenna, mimitina mah digelarna ngan di kalangan pasantren (introvert). Saluarkeun pasantren mah, seni ogel/reog.
Ti abad ka 17 tepi ka abad 20 teu aya katerangan boh lisan boh tulisan, ngeunaan seni pintonan ogel/reog. Kakara dina taun 1934, urang walanda, Jaap Kunst, nyieun buku “toonkunst van Java” , eusina ngeunaan rupa-rupa kasenian anu aya di Jawa. Sanajan teu pati lengkap, mun disebut kasenian rayat, tapi bisa oge dijadikeun dokumentasi sajarah kasenian bangsa urang.
Tepi ka datangna Jepang ngajajah urang, ditema ku jaman revolusi kemerdekaan, tug tepi taun 70-an, seni reog masih hirup tur dipikareseup ku masarakat handap jeung kaum menengah, meh sakuliah pasundan, tepi ka ibu kota Jakarta. Di nu hajat/kariaaan, lamun teu nanggep wayang, pasti nanggep seni reog geus jadi kameumeut masarakat, buktina dina babasaangeus jadi kacapangan aya ungkara-ungkar basa nu dipake sapopoe tina kecap reog, saperti: ‘dogdog pangrewong’, ‘kawas bodor reog’, ‘sareundeuk saigel’. ‘bengkung ngariung bongkok ngaronyok’, ‘ samping dogdoh’ (samping poleng nu teu disambung di tengahna), ‘cul dogdog tinggal igel’, jeung sajabana.
Ti taun 70-an, pintonan seni reog beuki ngurangan, iwal di siaran RRI Bandung, kitu ge duka aya nu ngadangukeun duka henteu??? Nincak taun 90-an, meh sirna pisan, iwal di sababaraha panggung 17 Agustusan, anu pintonana oge amatiran. Ieu teh balukar ayana pangaruh infiltrasi budaya luar, nu kacida mangaruhan kalangan rumaja. Di tambah deui, aya kawijakan pamarentah dina widang pangajaran di sakola. Di mana basa daerah (Sunda)  jeung kasenian, ngan sakedar muatan lokal. Atuh media citak jeung elektronik meh-mehan teu malire kana kasenian tradisional, kaleled ku kapentingan nu sipatna komersial. Masarakat Sunda indi-visual, kitu deui komunikasi geus heurin ku letah upama nyarita ku basa indung (basa Sunda). Kumaha nasib asenian tradisi pikahareupeunana, upama nyarita ku basana sorangan oge teu bisa. Pon kitu deui nu lalajo, moal resepeun da heunteu ngartieun kana basa gunemanana. Duka upama jaga, reog atawa tembang sunda, make basa Nasional atawa basa deungeun. Siganabae kudu aya paradigma anyar dina pintonan kasenian urang Sunda. Sabada padungdengan, akhirna dina taun 2003 geus ngawujud wadah paguyuban nu katelah PASER (Paguyuban Seni Reog) sa-Jawa Barat.